QATHRUN NADA - 2. Bagian bagian Kata dan Tanda Isim
Kata ( الكلمة ) terbagi menjadi tiga : isim, fi'il dan huruf
الاسم هو كلمة دلت على معنى في نفسها ولم تقترن بزمنالفعل هو كلمة دلت على معنى في نفسها واقدرت بزمنوالحرف هو كلمة دلت على معنى في غيرها
Ada sebagian ulama yang mengatakan bahwa pembagian kata yang ke 4 adalah isim fiil. Isim fiil adalah isim tetapi ia bermakna fiil.Pendapat yang lebih dirajihkan adalah bahwa isim fiil termasuk isim, karena ia menerima tanda isim dan tidak menerima tanda fiil, meskipun maknanya adalah fiil. Dan dalam pembahasan disini ia masuk ke isim.
Tanda Isim
Muallif berkata :
فاما السم فيعرف بأل كالرجل وبالتنوين كرجل وبالحديث عنه كتاء ضربت
Adapun isim bisa diketahui dengan : Al seperti kata الرجل, dan dengan tanwin seperti kata رجلٍ dan dengan hadits 'anhu ( atau disebut musnad ilaih ) seperti ta' pada ضربتُ.
Nah perlu diketahui bahwa disini muallif menggunakan istilah Al karena muallif madzhabnya Basrah, adapun Kuffah menggunakan istilah " Alif Lam ". Namun istilah ini tidak selalu dipakai oleh muallif, tidak terlalu ketat, bisa kita menggunakan istilah Al, bisa juga Alif lam karena perbedaannya tidak terlalu penting.
Selanjutnya muallif mensyarah :
لما بينت ما انصحرت فيه أنواع الكلمة الثلاثة، شرعت في بيان يتميز به كل واحد منها عن قسيميه : لتتم فايدة ما ذكرته, فذكرت للاسم ثلاث علامات
علامة من أوله, وهي الألف واللام, كالفرس والغلام
وعلامة من آخره، وهي التنوين، وهو « نون زايدة ساكنة تلحق الآخر لفظا لا خطا لغير توكيد » نحو : « زيد، ورجل، وصح، وحينئذ ومسلمات » فهذه وما أشبهها أسماء بدليل وجود التنوين في آخره
وعلامة معنوية، وهي الحديث عنه : ك (قام زيد), فزيد : اسم ؛ لأنك حدثت عنه بالقيام, وهذه العلامة أنفع العلامات المذكورة للاسم، وبها استدل على اسمية التاء في (ضربت) ألا ترى أنها لا تقبل (أل) ولا تلحقها التنوين، ولا غيرها من العلامات التي يذكر للاسم، سوى الحديث عنها فقط
"Ketika telah saya jelaskan sesuatu yang terbatas padanya, yaitu pada kata yang terbatas pada 3 jenis tersebut, kemudian saya mulai menjelaskan sesuatu yang dengannya akan dibedakan setiap satu darinya dari dua jenis lainnya agar sempurna faidah dari yang telah saya sebutkan, maka saya menyebutkan bahwa isim memiliki 3 tanda :
1.Tanda pada awal kata yaitu alif dan lam seperti kata الفرس dan الغلام
2. Tanda pada akhir kata yaitu tanwin. Tanwin adalah nun tambahan pada ahir kata secara lafadz bukan secara tulisan dan bukan untuk taukid, misalnya kata زيد , رجل , صح, حينئذ , مسلمات . Ini semua dan yang semisalnya merupakan isim dengan dalil adanya tanwin di ahir kata tersebut.
3.Tanda maknawi yaitu Al Hadits "anhu ( atau musnad ilaih ) seperti pada قام زيد , maka kata zaidun adalah isim karena engkau memberitakan tentang Zaid dengan ( isi beritanya ) "berdiri" atau al qiyaam.Tanda ini adalah tanda paling bermanfaat dari tanda tanda yang sudah disebutkan tadi.Dengannya bisa diambil dalil atas ke isimannya ta pada kata ضربتُ. Bukankah engkau tau bahwa ia ( ta ) tidak menerima Al dan tidak pula diahiri tanwin dan tidak juga tanda yang lain dari isim yang telah disebutkan kecuali Al hadits 'anhu saja.
Pada definisi tanwin ada kata : nun ziyadah ( nun tambahan ). Nun ini bukan bagian asli dari suatu kata dan dia asalnya nun tetapi tidak ditulis, hanya dilafadzkan. Nun ini jika bertemu Al atau bertemu sukun maka nunnya akan muncul misalnya Zaidunil kalimatu bukan Zaidul kalimatu.
Ada nun yang mirip dengan tanwin yaitu Nun khafifah untuk taukid, misalnya pada kata ليكتبنْ.
Jenis jenis tanwin disebutkan secara lengkap dalam syarah Alfiyah.Diantaranya tanwin pada kata ٍصح yang merupakan isim fiil yang berarti اسكت atau pada kata حينئذ dimana kata حين adalah dzaraf zaman dan kata ئذ adalah isim, dan tanwinnya adalah tanwin 'iwadh, menggantikan kalimat yang dihapos. Sedangkan pada kata ٍمسلمات tanwinnya adalah tanwin muqabalah.
Musnad dan Musnad Ilaih
Pada tanda ke 3 yaitu Al musnad ilaih, musnad adalah isi berita, ia bisa isim bisa fiil atau jumlah. Adapun musnad ilaih adalah yang diberitakan atau Al hadits 'anhu. Al hadits 'anhu atau yang diberitakan pasti isim.
Pada kata ضربتُ ( aku telah memukul ), maka yang diberitakan ( musnad ilaih ) adalah ta yaitu aku, sedang isi beritanya ( musnad ) adalah telah memukul.
Pada kata ألا ترى أنها itu menunjukkan bahwa ta adalah muannats, karena dhamir atau kata gantinya ها untuk muannats, begitu juga huruf huruf yang lain dari hijaiyyah dianggap muannats.
Pada kata ضربتُ muallif menyebutkan bahwa tandanya hanya al hadits 'anhu saja. Adapun huruf jar bisa bersama tanda lain seperti misalnya pada kata في المسجد. Disitu ia bersama Al dan kasrah.
Adapun pada mubtada khabar maka musnad ilaihnya ( yang diberitakan ) adalah mubtada dan musnadnya atau isi beritanya adalah khabar.
Pada fiil dan fail maka musnad ilaihnya adalah fail dan musnadnya atau beritanya adalah fail.
Pada Fiil dan naib fail musnad ilaihnya naib fail dan musnadnya fiil.
Pada fiil, fail dan mafil bih, musnad ilaihnya adalah fail dan musnadnya fiil. Maful bih sebagai pelengkap.
Kesimpulannya : Setiap kalimat pasti mempunya isim, dan pasti terdiri dari minimal 1 musnad dan 1 musnad ilaih. Dan musnad ilaih pasti isim. Adapun musnad maka ia bisa berupa :
- isim : محمد جالس
- fiil : جلستُ
- jar majrur : محمد في المسجد
- dzaraf : محمد أمام المسجد
- fiil dan fail : محمد يجلس
Soal soal
Apa tanda
isim-isim berikut ini?
1. ضربوا
2. كتاب
3. الرجل
4. حضر يزيد
5. الرجوع
(Syarah Qathrun Nada halaman 32 - 33 )
Materi Selengkapnya Qathrunnada Level 1
Komentar
Posting Komentar