QATHRUN NADA - 6. Isim Yang Mabni Dengan Dhammah

 


Berkata Muallif :

وَلما فرغت من ذكر الْمَبْنِيّ على الْفَتْح ذكرت الْمَبْنِيّ على الضَّم ومثلته بقبل وَبعد وأشرت إِلَى أَن لَهما أَربع حالات

إِحْدَاهَا أَن يَكُونَا مضافين فيعربان نصبا على الظَّرْفِيَّة أَو خفضا بِمن تَقول جئْتُك قبل زيد وَبعده فتنصبها على الظَّرْفِيَّة وَمن قبله وَمن بعده فتخفضها بِمن قَالَ الله تَعَالَى كذبت قبلهم قوم نوح فَبِأَي حَدِيث بعد الله وآياته يُؤمنُونَ وَقَالَ الله تَعَالَى ألم يَأْتهمْ نبأ
الَّذين من قبلهم من بعد مَا أهلكنا الْقُرُون الأولى

الْحَالة الثَّانِيَة أَن يحذف الْمُضَاف إِلَيْهِ وينوى ثُبُوت لَفظه فيعربان الْإِعْرَاب الْمَذْكُور وَلَا ينونان لنِيَّة الْإِضَافَة وَذَلِكَ كَقَوْلِه وَمن قبل نَادَى كل مولى قرَابَة فَم عطفت مولى عَلَيْهِ العواطف
الرِّوَايَة بخفض قبل بِغَيْر تَنْوِين أى وَمن قبل ذَلِك فَحذف ذَلِك من اللَّفْظ وَقدره ثَابتا وَقَرَأَ الجحدري والعقيلي لله الْأَمر من قبل وَمن بعد فَحذف الْمُضَاف إِلَيْهِ وقدربالخفض بِغَيْر تَنْوِين اي من قبل الغلب وَمن بعده وجوده ثَابتا
الْحَالة الثَّالِثَة أَن يقطع عَن الاضافة لفظا وَلَا يَنْوِي الْمُضَاف إِلَيْهِ فيعربان أَيْضا الْإِعْرَاب الْمَذْكُور ولكنهما ينونان لِأَنَّهُمَا حِينَئِذٍ اسمان تامان كَسَائِر الْأَسْمَاء النكرات فَتَقول جئْتُك قبلا وبعدا وَمن قبل وَمن بعد قَالَ الشَّاعِر فساغ لي الشَّرَاب وَكنت قبلا أكاد أغص بِالْمَاءِ الْفُرَات
وَقَرَأَ بَعضهم لله الْأَمر من قبل وَمن بعد بالخفض والتنين

الْحَالة الرَّابِعَة أَن يحذف الْمُضَاف إِلَيْهِ وَيَنْوِي مَعْنَاهُ دون لَفظه فيبنيان حِينَئِذٍ على الضَّم كَقِرَاءَة السَّبْعَة لله الْأَمر من قبل وَمن بعد وَقَوْلِي وَأَخَوَاتهَا أردْت بِهِ أَسمَاء الْجِهَات السِّت وَأول وَدون ونحوهن قَالَ الشَّاعِر لعمرك مَا أَدْرِي وإنى لأوجل على أَيّنَا تعدو الْمنية أول
وَقَالَ آخر إِذْ أَنا لم أومن عَلَيْك وَلم يكن لقاؤك إِلَّا من وَرَاء وَرَاء

Ketika saya telah menyebutkan isim yang mabni dengan fathah, maka saya sebutkan isim yang mabni dengan dhammah dan saya beri contoh dengan قَبْلُ dan بَعْدُ  serta saya mengisyaratkan bahwasanya قَبْلُ dan بَعْدُ mempunyai 4 keadaan :

Keadaan pertama : قَبْلُ dan بَعْدُ dimudhafkan, dan mudhaf ilaihinya disebutkan. Maka keduanya di i'rab nashab sebagai zharaf, atau khafdh (jar) dengan "مِنْ". Engkau mengatakan : جئْتُك قبل زيد وَبعده maka engkau nashobkan sebagai dzaraf. وَمن قبله وَمن بعده engkau majrurkan dengan huruf jar من . Allah berfirman :

((كذبت قبلهم قوم نوح فَبِأَي حَدِيث بعد الله وآياته يُؤمنُونَ))

dan juga Allah berfirman :

ألم يَأْتهمْ نبأ الَّذين من قبلهم من بعد مَا أهلكنا الْقُرُون الأولى

Keadaan kedua  :  mudhaf ilaihnya dihapus dan diniatkan lafadznya tetap. Maka keduanya diirab seperti 'irab yang disebutkan tadi ( yang pertama ) dan tidak ditanwin karena diniatkan idhofah. Seperti perkataan penya’ir :

وَمن قبل نَادَى كل مولى قرَابَة فَم عطفت مولى عَلَيْهِ العواطف

Salah satu riwayatقَبْلdikhafad-kan (dijar-kan) tanpa tanwin, yaitu    قَبْلِ ذٰلِكَ وَمِنْ بَعْدِهوَمِنْ, kemudian mudhaf ilaih (lafadzh ذَلِكَ ) dihapus dan ditaqdirkan tetap ada. Al-Jahdariy dan Al-‘Aqiliy membaca Q.S.Ar-Rum : 4

﴿لِلَّهِ الْأَمْرُ مِن قَبْلِ وَمِن بَعْدِ﴾[الرُّوْمُ :٤]

Artinya: “…Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang)..”

Keadaan ketiga : Keduanya dipotong dari idhafah secara lafadz dan tidak diniatkan ada mudhaf ilaihnya. Maka keduanya dii'rab juga seperti yang disebutkan tadi (sama seperti nomor 2), akan tetapi keduanya ditanwin.Karena keduanya ketika itu adalah dua isim yang sempurna, sama seperti isim-isim nakirah yang lain. Maka engkau boleh mengatakan :

 جِئْتُكَ قَبْلًا وَبَعْدًا وَمِن قَبْلٍ وَمِن بَعْدٍ (Aku mendatangimu sebelum dan sesudah).Penyair berkata :

فساغ لي الشَّرَاب وَكنت قبلًا أكاد أغص بِالْمَاءِ الْفُرَات

Dan sebagian dari mereka membaca : ٍلله الْأَمر من قبلٍ وَمن بعد dengan khofd ( jar ) dan tanwin.

Keadaan keempat : mudhaf ilaihinya dihapus dan diniatkan maknanya )mudhaf ilaihinya( bukan lafadznya. Maka keduanya dimabnikan ketika itu dengan dhammah. Seperti qira'ah sab'ah pada surat Ar-Ruum : 4

لِلَّهِ الْأَمْرُ مِن قَبْلُ وَمِن بَعْدُ 

Dan perkataanku (yaitu yang di matan) “dan saudara keduanya” yang aku maksudkan adalah nama-nama arah yang enam  (الْجِهَات السِّت)

Dan juga termasuk saudaranya qablu dan ba'du  أَوَّلُ (yang pertama), دُوْنُ (selain) dan نَحْوَهُنَّ (yang semisalnya).

Penyair berkata : 

لعمرك مَا أَدْرِي وإنى لأوجل على أَيّنَا تعدو الْمنية أول


Penyair lain berkata :


إِذْ أَنا لم أومن عَلَيْك وَلم يكن لقاؤك إِلَّا من وَرَاء وَرَاء



Beberapa Catatan :


- Diberikannya contoh qablu dan ba'du, karena terkadang keduanya mu'rab dan terkadang mabni, sama seperti أحد عشر. Adapun isim yang disepakati dhammah dalam segala kondisi seperti نحنُ dan حيثُ.


Keadaan pertama

- Qablu dan ba'du dimudhafkan dan mudhaf ilahnya disebutkan. Maka keduanya di'rab sebagai dzaraf, atau majrur dengan huruf jar من.

Contoh saat mansub : جئْتُك قبلَ زيد وَبعدَه

Contoh saat majrur dengan min : ألم يَأْتهمْ نبأ الَّذين من قبلِهم من بعدِ مَا أهلكنا الْقُرُون الأولى


Keadaan ke 2

- Qablu dan ba'du jadi mudhaf tetapi mudhaf  ilaihnya dihapus dan diniatkan lafadznya tetap. Maka keduanya diirab seperti 'irab yang pertama dan tidak ditanwin karena diniatkan idhafah.

Contoh : 

1.   وَمن قبل نَادَى كل مولى قرَابَة >> lengkapnya jika mudhaf ilahnya disebutkan adalah :

و من قبلِ ذلك


2. لِلَّهِ الْأَمْرُ مِن قَبْلِ وَمِن بَعْدِ


Keadaan ke 3

-  Keduanya dipotong dari idhafah secara lafadz dan tidak diniatkan ada mudhaf ilaihnya.Maka keduanya diirab seperti yang ke dua tetapi ditanwin.Perbedaannya dengan yang ke 2 adalah, kalau no 2 diniatkan mudhaf ilaihnya sedang no 3 tidak diniatkan mudhaf ilaihnya. Jadi dia sendirian tidak ada mudhaf ilaih. Artinya sebelum dan sesuadah ( saja ) bukan sesudah itu atau sebelum itu.

Contoh :    جِئْتُكَ قَبْلًا وَبَعْدًا وَمِن قَبْلٍ وَمِن بَعْدٍ


Keadaan ke 4

- Mudhaf ilaihinya dihapus dan diniatkan maknanya )mudhaf ilaihinya( bukan lafadznya. Maka keduanya dimabnikan ketika itu dengan dhammah.

Yaitu secara makna diniatkan ada tetapi secara lafadz ada. Berbeda dengan keadaan ke 2 yang lafadznya sudah ditentukan dan tidak boleh diganti yang lain. Keadaan ke 4 ini tidak ditentukan dan boleh diganti dengan lafadz lain asalkan maknanya sama.

Contohnya adalah pada qiraah sab'ah pada surat Ar Ruum : 4  yang merupakan qiraat paling fasih diantara cara baca yang lain. :


لِلَّهِ الْأَمِن قَبْلُ وَمِن بَعْدُمْرُ


- Adapun termasuk saudara saudarnya qablu dan ba'du adalah arah yang 6 yaitu :

atas-bawah, kiri-kanan, depan-belakang. فَوْقَ = di atas, تَحْتَ = di bawah, أَمَامَ = di depan, وَرَاءَ = di belakang, يَمِيْنَ = kanan, شِمَالَ = kiri. Ini juga berlaku seperti قَبْلُ وَبَعْدُ  dan yang semakna dengan itu seperti خَلْفَ , قُدَّامَ, dan seterusnya yang menunjukkan makna arah yang enam. 



Soal soal 


1.Sebutkan 4 keadaan قبل dan بعد!

2.Sebutkan 6 lafadz الجهات الست!

3.Sebutkan 3 saudaranya قبل dan بعد! (Selain nomer 2)


( Syarah Qathrun Nada Ibnu Hisyam hal 38 - 42 )

  



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi BBA Dasar Online ( Daftar Isi )

Anakku, Ampuni Ibumu

Perbedaan Ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf