Menjemput 10 Malam Terahir



Tamu Terbaik

Saat kedatangan tamu istimewa, setiap orang memiliki cara penyambutan yang unik. Ada yang mempersiapkannya dengan matang, membersihkan rumah, memasak makanan lezat, dan menghias tempat dengan indah.

Ada juga yang bersikap seadanya, tidak terlalu mempersiapkan apa-apa, namun tetap menyambut tamu dengan senyum dan keramahan.

Dan ada juga yang berlebihan, mempersiapkan segala sesuatu dengan sangat detail, bahkan sampai lupa akan esensi sebenarnya dari penyambutan tamu.

Begitu juga saat menyambut tamu istimewa, Malam Lailatul Qadar. Setiap orang memiliki cara penyambutan yang berbeda-beda.

Ada yang menghabiskan malam dengan berdoa dan berdzikir, memohon ampunan dan keberkahan dari Allah SWT.

Ada yang mengisi malam dengan membaca Al-Qur'an dan mengkaji tafsirnya, mencari hikmah dan kebijaksanaan.

Ada yang menghabiskan malam dengan berdiskusi dan berbagi pengetahuan, memperdalam pemahaman tentang agama dan kehidupan.

Dan ada juga yang hanya bersantai dan menikmati malam, tanpa melakukan apa-apa yang substansial.Allahul musta'an.

Namun, apa pun cara penyambutan kita, yang terpenting adalah niat dan kesadaran kita untuk menyambut tamu istimewa ini dengan hati yang tulus dan jiwa yang suci.

10 malam terahir ibarat tamu yang kita nantikan. Tamu yang akan datang bersamanya malam seribu bulan. Malam Lailatul Qadar. Mereka adalah serombongan tamu terbaik yang dimulyakan.

Allah berfirman :

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ۝٣

 "Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan"

Mengencangkan Sarung, Cancut Taliwanda

Kadang, tak terpikirkan karena dunia ini kadang melalaikan.

Mungkin di antara kita masih sibuk dengan  tradisi tradisi tahunan, kue lebaran, sarimbitan, pasar kagetan, angpaoan, dan sederet tradisi lainnya.Itu adalah sebuah harmoni kebahagiaan.

Namun nabi kita shalallahu alaihi wasallam semakin bersemangat saat 10 malam terakhir datang.Bahkan beliau meninggalkan istri istri beliau untuk fokus bermunajat kepada Allah.Menghidupkan malam, itikaf, membaca Al Qur'an, mendirikan sembahyang, berdoa mohon ampunan .

كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ –

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, beliau kencangkan sarungnya (bersungguh-sungguh dalam ibadah dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk beribadah.” (HR. Bukhari dan Muslim).


Memperbaharui komitmen dan Banyak Berdoa

( Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'Afwa fa' fu'anni. )

"Yaa Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia yang menyukai permintaan maaf maka maafkanlah aku."

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,  “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

“Jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdoalah: ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU’ANNI.” (HR. Tirmidzi,  Ibnu Majah,. Abu ‘Isa At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih. )

Maka janganlah kita terbuai oleh hiruk pikuk manusia,

 Lailatul Qadar adalah waktu untuk memperbarui komitmen kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mari kita berjanji untuk menjadi hamba yang lebih baik dan lebih taat.

Baca kisah inspiratif di : Daftar Isi : Secangkir Kopi


16 Ramadhan 1446 H : Menanti hari penjemputan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi BBA Dasar Online ( Daftar Isi )

Anakku, Ampuni Ibumu

Perbedaan Ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf