Materi Qathrun Nada 1 - 10 Apa Saja
Belajar Bahasa Arab memang kadang sulit, kadang membosankan tapi kadang asik juga. Untuk bisa istiqamah, maka kita yang sudah mulai tidak semangat lagi harus nyari tau apa sih penyebab kita tidak istiqamah. Apa karena sulit, tidak paham, ketinggalan materi, atau materi yang membosankan. Cari dulu penyebabnya, barulah dicari solusinya. Karena belajar adalah juga termasuk ibadah. Menuntut ilmu adalah wajib.Maka jika kita tidak lagi belajar itu artinya kita mulai meninggalkan ibadah kita. Saya katakan lebih baik tetap mengerjakan daripada meninggalkan. Meskipun mengerjakannya dengan berat hati. Karena pada saat itulah justru ada nilai ikhlas. Kenapa demikian ? Karena kita belajar pasti punya motivasi yang mendorong kita untuk tetap belajar. Entah itu motivasi ukhrawi atau duniawi. Motivasi atau tujuan kadang membuat kita tidak ikhlas, apalagi tujuan duniawi : seperti agar punya status, agar diakui, agar mendapat sertifikat dsb. Artinya ketika motivasi kita hilang tetapi kita tetap mengerjakan, bisa jadi disitulah ada keikhlasan. Karena saat kita mengerjakan kita terlepas dari segala macam tujuan, kecuali tujuan yang satu, yaitu dalam rangka patuh kepada perintah Allah : " طلب العلم فريضة على كل مسلم ".
Terkhusus yang rajin belajar Qathrun mari kita sedikit murajaah, apa saja yang kita pelajari pada Qathrun level 1 di dars 1 - 10. Agar kita bisa lanjut dengan langkah yang ringan karena materi sebelumnya kita patrikan dulu di benak kita ya. Berikut materi lengkapnya dulu jika kita ingin murajaah satu persatu :
Materi Selengkapnya Qathrunnada Level 1
1.Kata adalah qaul yang mufrad
2.Bagian bagian kata dan tanda isim
5.Isim yang mabni dengan fathah
6.Isim yang mabni dengan dhammah
7.Isim yang mabni dengan sukun
9.-ni'ma-bi'sa-laisa-dan-'asaa.
10.Fiil Amr
Dan berikut adalah ringkasan poin poin yang sudah kita pelajari :
Dars 1.Tentang definisi kata atau kalimat secara bahasa maupun secara istilah, definisi qaul, definisi lafadz, definisi mufrad pada qaulun mufradun, definisi murakkab, definisi Al wadho
Berikut adalah contoh contoh untuk masing masing istilah diatas :
1. kalimah secara bahasa : yaitu kalimat kalimat yang sempurna.:
رَبِّ ارْجِعُوْنِۙ لَعَلِّيْٓ اَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ كَلَّاۗ اِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَاۤىِٕلُهَاۗ
2. Kalimah secara istilah : رجل Kata ini disebut kalimah yaitu qaul yang mufrad. Disebut qaul karena ia adalah lafadz yang mengandung makna yaitu seorang laki laki. Dan ia mufrad, artinya tidak murakkab.
3.Qaul : كتاب دفتر قلم disebut qaul karena ia lafadz yang mengandung makna
4. Lafadz : كبات دتفر قمل كتاب دفتر قلم disebut lafadz karena ia adalah suara yang mengandung sebagian huruf baik ia bermakna ataupun tidak.
5.Mufrad : زيد disebut mufrad karena sebagiannya tidak menunjukkan kepada sebagian maknanya
6. Murakkab : غلام زيد كتاب تلميذ قلم رصاص disebut murakkab karena saat dipisah maka ia masih ada kaitannya dengan makna saat ia di satukan
Dars 2 Pada bab 2 dibahas tentang pembagian kata atau alkalimah menjadi 3 yaitu isim fi'il dan huruf selanjutnya adalah tentang ciri-ciri isim di mana ciri-ciri Isim itu ada tiga yaitu alif lam tanwin dan musnad ilaih.
Musnad ilaih merupakan tanda maknawi atau yang disebut dengan Al hadits anhu.
Musnad adalah isi berita bisa berupa isim, fiil atau jumlah
Musnad Ilahi adalah yang diberitakan dan ia pasti isim.
Contoh musnad dan musnad ilaih :
Pada fiil dan fail maka musnad ilaihnya adalah fail dan musnadnya atau beritanya adalah fail.
Pada Fiil dan naib fail musnad ilaihnya naib fail dan musnadnya fiil.
Pada fiil, fail dan mafil bih, musnad ilaihnya adalah fail dan musnadnya fiil. Maful bih sebagai pelengkap.
Kesimpulannya : Setiap kalimat pasti mempunya isim, dan pasti terdiri dari minimal 1 musnad dan 1 musnad ilaih. Dan musnad ilaih pasti isim. Adapun musnad maka ia bisa berupa :
- isim : محمد جالس
- fiil : جلستُ
- jar majrur : محمد في المسجد
- dzaraf : محمد أمام المسجد
- fiil dan fail : محمد يجلس
Dars 3 : Membahas tentang mu'rab dan Mabni
Yaitu mu'robnya kata Zaid dan mabninya kata هؤلاء dan juga mabninya kata حذام dan أمس menurut lughoh hijaz.
Mabninya أحذ عشر dan saudara-saudaranya yang mabeni fathah.
Dan juga قبل dan بعد yang harus dhommah apabila dihilangkan mudhaf ilahinya dan diniatkan maknanya.
Dan juga من dan كم yang harus sukun.
Dan sukun adalah asal dari Bina.
Mabni kasroh ada yang disepakati seperti هؤلاء dan ada yang diperselisihkan yaitu حذام dan قطام dan yang semisalnya dari nama perempuan.
Dan juga kata أمس yang artinya kemarin.
Diperselisihkan di sini adalah diperselisihkan oleh orang Arab bukan oleh ahli nahwu.
Dars 4 : Dars ke-4 khusus membahas tentang حذام وأمس
Ahlul Hijaz memabnikan dengan kasrah sedangkan Bani Tamim terpecah menjadi dua golongan :
Ada yang mengirab yaitu dhammah ketika Rafa dan fathah ketika nasab dan jar. ada juga yang memabnikan.
Bani Tamim memisahkan yang akhirnya dengan ro :
وبار nama kabilah
حضار nama bintang
سفار nama air
Bani Tamim memabnikan dengan kasrah seperti ahlul Hijaz. Adapun yang tidak berakhiran dengan ro seperti حذام و قطام maka murabnya seperti ghairu munsharif
Adapun أمس yang artinya kemarin
Ahlul Hijaz memabnikan dengan kasrah dan Bani Tamim terpecah menjadi 2 kelompok .
Dan semua cara bacanya benar karena berasal dari orang Arab dan cara baca ini bukanlah pendapat jadi diperbolehkan untuk membaca dengan tiga cara baca akan tetapi yang paling bagus memakai cara baca ahlul hijaz.
Dars 5 : Berbicara tentang isim yang mabni dengan fathah yaitu أحد عشر dan saudara saudaranya yaitu angka 11-19 kecuali angka 12 maka kata pertamanya yaitu انثى dan اثنتي marfu dengan Alif dan mansub serta majrur dengan ya.
جاء اثنا عشر رجلا
رايت اثني عشر رجلا
مررت باثني عشر رجلا
Dars 6 : Berbicara tentang Isim yang mabni dengan dhomah yaitu qoblu dan ba'du di mana di sana ada empat keadaan :
Keadaan pertama
- Qablu dan ba'du dimudhafkan dan mudhaf ilahnya disebutkan. Maka keduanya di'rab sebagai dzaraf, atau majrur dengan huruf jar من.
Contoh saat mansub : جئْتُك قبلَ زيد وَبعدَه
Contoh saat majrur dengan min : ألم يَأْتهمْ نبأ الَّذين من قبلِهم من بعدِ مَا أهلكنا الْقُرُون الأولى
Keadaan ke 2
- Qablu dan ba'du jadi mudhaf tetapi mudhaf ilaihnya dihapus dan diniatkan lafadznya tetap. Maka keduanya diirab seperti 'irab yang pertama dan tidak ditanwin karena diniatkan idhafah.
Contoh :
1. وَمن قبل نَادَى كل مولى قرَابَة >> lengkapnya jika mudhaf ilahnya disebutkan adalah :
و من قبلِ ذلك
2. لِلَّهِ الْأَمْرُ مِن قَبْلِ وَمِن بَعْدِ
Keadaan ke 3
- Keduanya dipotong dari idhafah secara lafadz dan tidak diniatkan ada mudhaf ilaihnya.Maka keduanya diirab seperti yang ke dua tetapi ditanwin.Perbedaannya dengan yang ke 2 adalah, kalau no 2 diniatkan mudhaf ilaihnya sedang no 3 tidak diniatkan mudhaf ilaihnya. Jadi dia sendirian tidak ada mudhaf ilaih. Artinya sebelum dan sesuadah ( saja ) bukan sesudah itu atau sebelum itu.
Contoh : جِئْتُكَ قَبْلًا وَبَعْدًا وَمِن قَبْلٍ وَمِن بَعْدٍ
Keadaan ke 4
- Mudhaf ilaihinya dihapus dan diniatkan maknanya )mudhaf ilaihinya( bukan lafadznya. Maka keduanya dimabnikan ketika itu dengan dhammah.
Yaitu secara makna diniatkan ada tetapi secara lafadz ada. Berbeda dengan keadaan ke 2 yang lafadznya sudah ditentukan dan tidak boleh diganti yang lain. Keadaan ke 4 ini tidak ditentukan dan boleh diganti dengan lafadz lain asalkan maknanya sama.
Contohnya adalah pada qiraah sab'ah pada surat Ar Ruum : 4 yang merupakan qiraat paling fasih diantara cara baca yang lain. :
لِلَّهِ الْأَمِن قَبْلُ وَمِن بَعْدُمْرُ
- Shahih akhir. Shahih ahir ada 2 keadaan :
* mabni sukun : dhamir anta dan antunna
* mabni dengan hadzfu nun : sisanya
- Mu'tal akhir. Mu'tal ahir ada 2 keadaan :
* mabni dengan hadzfu akhir : anta dan antunna
* mabni dengan hadzfu nun : sisanya
Komentar
Posting Komentar