Keteguhan Ibuku
"Ibuku adalah kesederhanaan, kesabaran, kepalawiraan, dan keteguhan yang tak tergoyahkan. Di setiap hembusan nafasnya yang tersengal, kesederhanaan dan kesabaran terpancar, sementara kepalawiraan dan keteguhannya menyala seperti api yang tak pernah padam. Ia seperti tongkat ajaib yang memancarkan mantra kasih sayang dan kekuatan, menyihirku untuk menangis dan menyadari bahwa itu tak pernah hilang dari dirinya, bahkan ketika jasad rentanya harus merasakan rasa sakit yang mengganggunya.
Saat aku mendekatinya di samping ranjang, batuknya yang tak berhenti seperti memanggilku untuk ikut merasakan penderitaannya. "Belum bisa tidur mak," sapaku dengan penuh kasih. "Belum bisa tidur, nanti juga tidur, tinggal tidur saja," jawabnya dengan suara lembut, namun penuh palawira, menunjukkan kekuatan dan kesabaran yang luar biasa.
Aku mengoleskan minyak putih di sekitar leher dan punggungnya, merasakan kelembutan kulitnya di bawah jari-jariku. Aku menata beberapa bantal agar ibuku bisa bersandar dengan nyaman, memastikan posisinya pas dan santai. Aku menengok jam tanganku, selalu memastikan apakah ibuku sudah terlelap atau masih ada gangguan. 12.04 tengah malam, waktu yang sunyi dan gelap, tapi aku tidak merasa lelah karena aku ada di samping ibuku. Aku memperhatikan wajahnya yang santai, mata yang tertutup, dan napas yang perlahan. Aku berharap dia bisa beristirahat dengan baik, dan aku akan selalu ada di sampingnya, menjaga dan merawatnya dengan penuh kasih.
Aku duduk di sampingnya, menatap wajahnya yang cantik meski sedikit pucat, tetapi terlihat damai dan penuh kasih.Jari jari tangannya bergerak menghitung wirid.Berusaha terpejam.Disamping Bantal, ada kertas wirid yang kuajarkan. Aku merasakan rasa syukur yang mendalam atas kehadiran ibuku dalam hidupku. Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa ibuku, tanpa kasih sayang dan perhatiannya. Aku ingin membalas semua kebaikan dan pengorbanannya, tapi aku tahu bahwa itu tidak mungkin. Yang bisa aku lakukan hanyalah merawatnya, menjaga dia, dan menunjukkan kasih sayangku kepadanya.
Aku memandang ibuku dengan penuh kasih, dan aku merasa hatiku dipenuhi dengan rasa cinta dan sayang. Aku ingin ibuku bahagia, aku ingin ibuku sehat, aku ingin ibuku bisa menikmati hidup dengan tenang dan damai. Dan dengan rasa percaya yang penuh, aku memanjatkan doa kepada Allah dzat pemilik alam semesta, dzat pemilik hati para hambaNya.
"Ya Allah, ringankanlah rasa sakit ibuku, berikanlah kesembuhan dan kekuatan kepada dirinya. Aku mohon pengampunan dariMu untuknya, ampunilah segala dosa dan kesalahan yang telah ia lakukan. Berikanlah rahmat dan kasih sayangMu kepada ibuku, dan jadikanlah dia sebagai orang yang bahagia di dunia dan di akhirat. Ya Allah, kabulkanlah doaku ini, dan berikanlah ibuku kesehatan, kekuatan, dan kesembuhan. Aku percaya bahwa Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan doa-doa hambaMu. Amin."
Jumu'ah Mubarakah.Di bawah telapak kakimu, ibu.
Komentar
Posting Komentar